Laman

Jumat, 19 April 2013

Ga Ada Ide Untuk Kasih Judul Tulisan Ini


Biasa deh, keingat jaman dulu dan buka-buka youtube untuk lihat-lihat. Dan pilihannya tertuju pada lagu ronan keating “when you say nothing at all” yang jadi soundtracknya nothing hill.
Hmmm ketika remaja beberapa kali nonton film ini. Hugh Grant si playboy jadi cowok nerd dan Julia Roberst yang selalu anggun. Pasangan yang tepat untuk film ini. Jalan ceritanya biasa aja. Tapi emang kadang orang terlalu banyak berpikir untuk sebuah cinta. Itu memang nyata, tapi ini kan film yaaa… dan ya sudah lah yaaa… selama ini apa yang gw jalani jauh dari ending-ending kayak di film-film atau ftv-ftv (gw ga suka ftv, dan ga nonton itu. Sory rio dewanto!)

I love the movie and the soundtrack. Lagu ronan keating ini bahkan menurut gw, beberapa kali jadi theme song percintaan gw. Hahahaha… “the smile on your face let me know that you need, the truth in your eyes sayin you never leave me.. the touch of your hand say you’ll catch me wherever I fall, you say it best when you say nothing at all” . yaaa terkadang suatu hubungan begitu kan. Turst, need, care and the best is nothing at all. Apapun alasannya itu. 

Ohh ya, ketika tulis ini juga jadi ingat novel favorit P.S I LOVE YOU. Dan nulis ini juga sambil dengerin lagunya The Pogues yang I love you till the end. Walau tanpa irama yang mendayu dayu, lagu ini sebenarnya romantis banget. Ok, and I’m waiting for a man who will sing this song for me. 

Dan dari hal-hal yang teringat kembali ini lah, saya menyadari, sudah cukup lama saya melupakan beberapa mimpi-mimpi saya. Saat ini saya seperti terbangun kembali dari tidur lama saya. Saya seperti melupakan mimpi mimpi kecil yang saya bawa dari kecil. Saya tahu, dan saya cukup realistis, tapi saya termasuk orang yang menikmati “bermimpi”.

Mungkin ini tidak begitu saya tulis di tulisan saya sebelumnya. Salah satu alasan saya berpisah dengan pasangan adalah, akhirnya saya tersadar, dengan dia saya banyak melupakan mimpi-mimpi saya. entah saya yang kelewat realistis ketika menjalani hubungan lalu, atau memang saya merasa harus seperti itu. Tapi sepertinya, ini semua berawal dari semua penerimaan segala kekurangan dan kelebihan. Tapi ya sudahlah tidak usah dibahas lebih lanjut. Maybe in the next artikel.

Balik lagi ke P.S I LOVE YOU, I really love this novel. Dan saya menangis ketika membaca dan menonton filmnya. Saya benar-benar suka dengan acting Gerard Butler di sini, walaupun sebenarnya agak kurang nyaman dengan pilihan Hilarry Swank peranin Holly. Karena di imajinasi saa, Holly orang yang sedikit rapuh. Dan Hilarry terlalu “hard” untuk peran holly, dari segi face.

Apa yang bikin gw nangis ketika membacanya? Adalah surat-surat Gerry. Ga seromantis yang akan diperkirakan. Tapi bagaimana, dengan cara apapun dia ingin sebisa mungkin mendampingi sang istri yang ia tinggalkan. Walaupun hanya dengan sebuah surat.

Ok! Gw sadar tulisan ini agak berantakan. Tapi biarlah! Ini emang karena gw lagi mau nulis aja. Jadi emang agak ga jelas bahasannya. Dan sekarang lagi bingung mau nulis apa lagi.
 Okeee.. dan youtube sekarang menayangkan soundtrack, My Best Friend Wedding. Ini juga salah satu film yang gw nikmati waktu remaja. Bahkan lagu “Wishing and Hoping” and “Say a Little Pray For You” selalu ada di track list hp waktu jaman kuliah. Dan kayaknya film-film komedi romantis jaman dulu itu lebih nyenengin daripada sekarang. Yaaa… jaman juga udah berubah sih ya. Pandangan orang juga udah berubah.

And…. Next destination berhenti di film Made of Honor. Entah udah berapa kali nonton film ini. Tapi ga pernah bosen. Banyak cerita sejenis seperti ini. Sahabatan, dan tanpa sadar saling jatuh cinta. So klise kan?! Pernah ada cerita sahabatan yang seindah ini? Salah satu temen gw ada yang ngalamin ini, gw piker dia bakal everlasting, nyatanya ga juga ya. Yaaa…. Entah alasannya apa. Tapi, kayaknya jatuh cinta sama sahabat sendiri bukan pilihan yang baik deh. Kecuali kalau sahabat cowo lo seseksi Adam Levine atau Justin Timberlake.


Hidup Sempurna Agni Pratistha


(Ini tulisan gw tentang Agni yang dicut sama editor karena jatah halaman. Awalnya bikin buat Selebritis, taunya setelah beberapa hari sehari selesein ini krn kejaran  deadline, tiba-tiba dikasih tau, artikel 3 halaman ini dipotong untuk jadi satu halaman untuk cerita sampul. But, it's oke, semua pekerjaan harus dinikmati.)

Ia ingin menjalani hidupnya dengan senang. Yang membuatnya senang adalah berbagi dengan orang-orang yang kurang mampu.

Empat tahun menikmati hiruk pikuk dunia jurnalistik sebagai eksekutif editor di sebuah majalah remaja dirasa Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono (25) sudah cukup. Dia tak sanggup lagi membendung kerinduan pada dunia akting yang membesarkan namanya, bahkan sebelum dia memenangi gelar Putri Indonesia di tahun 2006. Namun selain kembali ke dunia seni peran, Agni juga memiliki segudang mimpi dan keinginan yang ingin ia wujudkan.

Kampanye Hidup Sehat
Terapi hormon yang dijalaninya dua tahun lalu membawanya berkenalan dengan olahraga lari yang akhirnya begitu digandrungi oleh wanita yang terpilih sebagai Nike Running Influencer karena konsistensinya akan olahraga dan gaya hidup sehat. Olahraga yang awalnya ia lakukan untuk pengalihan stress akibat hormon yang berantakan pasca operasi kista yang dideritanya malah menjadi kegiatan yang ingin ia tularkan kepada orang-orang terdekatnya.

Karena kecintaannya terhadap lari juga, Agni berkeliling negara-negara Asia Selatan seperti, Singapura, Filipina atau Malaysia untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan lari yang diadakan di negara-negara tersebut. Tidak hanya itu, bersama Sigi Wimala, sang kakak, ia memiliki agenda rutin seperti trip sister untuk lari bersama di luar negeri. Dan bulan oktober nanti, mereka berdua akan berangkat ke Amerika sebagai tujuan trip sister mereka selanjutnya.

“Lari itu buat aku is a thing that I need to do everyday. Aku merasa senang setelah olahraga.” Ungkap dara kelahiran Canberra, Australia ini. Tidak hanya rutin melakukan olahraga, Agni juga merubah pola makannya. Sekarang ia sama sekali tidak mengkonsumsi junk food dan daging merah, hanya mengkonsumsi ayam kampung, atau makanan yang bebas gula dan garam.

Ini semua berawal di mana di tahun 2011 Agni harus menerima ketika dokter mengatakan bahwa di rahimnya tumbuh kista yang sudah besar dan harus segera dioperasi. “Ketika dokter bilang begitu aku masih tenang saja. Aku malah excited sehingga minta bius setengah saja biar bisa lihat jalannya operasi. Namun setelahnya aku baru merasakan sakit seperti orang yang habis melahirkan caesar.” Cerita pemeran Diana di film Cinta Tapi Beda ini tetap ceria.

Sebenarnya Agni termasuk wanita yang rajin melakukan check up rutin untuk kesehatannya. Makanya ketika dokter mengatakan kistanya sudah besar sekali dan harus segera dioperasi, Agni sempat tidak percaya. “Sebelumnya-sebelumnya aku check up kista itu belum ada. Tapi memang perkembangan kista itu dari 2010 ke 2011 cepat sekali.” Ungkapnya.

Namun dari pengalaman itulah Agni mendapatkan banyak pelajaran. Dia menyadari betapa mahalnya sebuah kesehatan. Apalagi setelah operasi, dirinya harus menjalani terapi hormon. Inilah masa terberat untuk Agni. Selain kulitnya yang menjadi kering dan perih, dan lagi harus menjaga makan, Agni juga harus menghadapi moodnya yang tidak stabil efek  dari hormon yang berantakan. “Aku benar-benar ngedrop ketika itu. Aku seperti wanita yang sudah menopause. Selalu kepanasan dan bisa nangis sesenggukan cuma karena digigit nyamuk.” Kenangnya.

Agni yang begitu senang beraktivitas merasa harus melakukan sesuatu untuk bisa mengontrol moodnya. Aktris yang baru saja menyelesaikan syuting untuk sebuah film Australia berjudul Messagement ini pun mengambil pilihan untuk berolahraga daripada meminum obat yang disarankan dokter guna mengurangi efek terapi hormonnya tersebut. Dan Ia memilih lari. Sejak itu tiap hari pukul 4 pagi Agni sudah keluar rumah untuk lari keliling komplek rumahnya. “Awalnya sedikit, 1 kilometer, 2 kilometer, lama-lama nambah terus.” Jelasnya semangat. Lari terus ia lakukan sampai sekarang. Bahkan saat ini ia juga menjalani olahraga lain seperti pilates dan boxing.

Pengalaman ini dirasa Agni begitu berharga. Dengan kejadian ini, sekarang ia lebih concern terhadap kesehatan. Ia juga ingin berbagi pengalamannya dengan orang-orang terdekatnya. “Aku ingin tularin gaya hidup sehat ini ke orang-orang terdekatku. Aku ingin share apa yang aku tahu, apa yang aku rasa. Jadi bukan yang menggurui seperti itu.” Ceritanya. Karena itu juga, Agni pun ingin menulis buku tentang kesehatan yang saat ini sedang ia garap, namun sedikit tertunda karena kesibukannya di dunia entertainment.

Dari hobinya ini juga saat ini Agni sedang merintis sebuah komunitas lari yang ia mulai di social media twitter. Dengan hastag #activeme, Agni mengajak para followers-nya untuk share pengalamannya beraktivitas. “Rasanya senang sekali banyak followersku yang berbagi cerita tentang aktivitas mereka, seperti berolahraga atau berjalan untuk ke tempat makan siang.”

Dengan celotehnya di dunia maya juga, Agni mendapatkan teman-teman baru berlari. Banyak remaja-remaja yang sengaja menghampirinya di Senayan untuk berlari bersama dirinya. Semakin lama semakin banyak yang mengikutinya lari, bisa sampai belasan orang. Dari sinilah niat Agni untuk membuat sebuah komunitas berawal.“Aku ingin kampanye dan komunitas ini nantinya membuat gaya hidup sehat itu menjadi sebuah gaya hidup bukan hanya sekedar tren.” jelasnya

Membangun Sekolah Gratis

Dibesarkan oleh orang tua yang berprofesi sebagai dosen, membuat artis yang pernah terpilih sebagai Asia Model Star Award di Seoul tahun 2012 kemarin ini begitu menyukai dunia pendidikan. Dari remaja pun Agni sudah rutin ikut kegiatan sosial yang diadakan oleh teman-temannya. Bahkan, jauh sebelum terkenal, Agni sudah aktif mengajar anak-anak jalanan di sekitar Jabodetabek. Kepedulian akan sesama ini yang menebalkan niatnya pada cita-cita untuk membangun sekolah gratis di Indonesia. “Kita tidak bisa selalu minta kepada pemerintah, karena itu selagi kita bisa melakukan sesuatu ya kita lakukan. Tapi aku akan bangun skeolah ini did aerah, bukan di Jakarta.” Jelas Agni.

Agni tidak hanya sekedar bicara. Segala pekerjaan yang ia lakukan sampai hari ini semata untuk memenuhi impiannya memberikan pendidikan gratis untuk anak-anak Indonesia di daerah. Ia mengaku memiliki tabungan yang khusus ia sisihkan untuk proyek impiannya tersebut. Ketulusan ini yang membuat Agni memilih untuk menyimpan uangnya di tabungan yang ia beri nama ‘sekolah masa depan’ demi obsesinya untuk itu daripada memikirkan investasi property layaknya wanita seumurnya.

“Aku ingin buat sekolah yang ada puskesmasnya. Intinya aku mau mereka nanti yang sekolah disana itu terampil dan bisa cari uang dari keterampilannya itu.” Cerita Agni semangat. “Aku yakin Indonesia bisa jadi negara yang super, apalagi dengan anak-anak muda yang hebat dan berprestasi seperti sekarang ini, tapi masalahnya, apakah mereka mau berbagi.” Lanjutnya.

Penyuka sejarah ini juga akan berangkat ke pedalaman Papua untuk mengajar penduduk setempat yang masih buta huruf dan tidak bisa berhitung. Ia akan bermukim disana selama tiga bulan bersama suku asli Papua. Kesempatan emas ini ia dapatkan dari sahabatnya, yang juga memiliki passion yang sama dengan dirinya. Pingkan, sang sahabat yang mencari koneksi dengan keuskupan gereja di Papua mengajak Agni untuk menjadi pengajar di daerah pemukiman penduduk disana. Ide ini pun benar-benar muncul dari diri Agni dan sang sahabat, karenanya mereka bergerak sendiri untuk ini, tanpa bantuan sebuah lembaga atau apa pun. Ini seperti hal yang sudah lama mereka impikan dan akhirnya menjadi kenyataan. 

Bukan baru ini saja Agni melakukan kegiatan sosial semacam ini. Ketika kuliah, ia dan Pinkan rutin mengirimkan kado-kado natal untuk panti asuhan di daerah-daerah, seperti Kupang dan Ambon. Walaupun berbeda agama, Agni memandang semua manusia adalah sama. 

Siap Melabuhkan Hati
Kekangenannya untuk bermain film membuatnya memutuskan untuk mundur dari sebuah majalah remaja tempatnya bekerja. Tidak menunggu lama untuk kembali ke dunia entertainment, Agni langsung dibanjiri tawaran film dan acara-acara tv. 

Setelah kemunculan perdananya di film Cinta Tapi Beda garapan Hanung Bramantyo, Agni kembali bermain di film yang diangkat dari kisah nyata 9 Summer 10 Autumn yang rilis April 2013 ini. Di film ini Agni harus menaikkan berat badannya sebanyak 6 kilo dan menghitamkan kulitnya demi totalitasnya berperan. Walau hanya mendapatkan peran pembantu, namun Agni begitu mengidam-idamkan peran ini karena di sini ia bisa mendapatkan pengalaman bermain dengan aktris-aktris senior seperti Alex Komang dan Dewi Irawan.

Agni juga saat ini bermain di sebuah action series bersama Reza Rahardian dan Tara Basro. Tidak hanya itu, ia pun berkesempatan untuk keliling Indonesia melalui acara travelling di salah satu stasiun televisi swasta yang ia pandu bersama artis-artis cantik lainnya seperti Franda, Rianti, dan Tya Ariestya.

Dengan segala aktivitas dan mimpi-mimpi  yang ingin  ia wujudkan, Agni juga sedang mempersiapkan pernikahan impiannya. Setelah putus dari Dion Wiyoko, Agni tidak perlu waktu lama untuk meyakinkan hati menerima pinangan dari pasangannya saat ini. “Ketika dia lamar aku, aku cuma ingat pesan nenekku, tutup mata, dan bayangin cowok itu grow old with you, caring your babies, dan saat itu aku yakin, he’s the one. Aku pun terima lamaran dia.” Cerita Agni sumringah. 

Diakui wanita yang akan melangsungkan pernikahannya akhir tahun ini, ia memang tipe wanita yang tidak perlu waktu lama untuk memulai sebuah hubungan baru setelah putus. “Kalau kata orang ketika pacaran kasih rasa sayangnya 70 persen saja, aku tidak begitu. Buat aku, aku memberikan 100 persen. Tapi ketika hubungan itu berakhir, ya sudah aku tidak ingin mengingat-ingat yang sudah lewat.” Ungkapnya. 

Walapun belum lama kenal dan dekat dengan tunangannya, Agni mengaku langsung merasa klik dengan sang pujaan hati. Menurutnya, selama menjalin hubungan dengan seseorang, Agni jarang melewati proses pendekatan, ia lebih suka mengobrol dan berdiskusi untuk mengenal lebih dekat sang calon pencuri hati dengan berteman.

“Menurutku, ga ada pasangan di dunia ini yang bisa cocok banget, semua itu kembali lagi pada keterampilan berpasangan masing-masing orang. Dan aku merasa sangat nyambung sama pasanganku yang sekarang, dari dia aku belajar untuk menyeimbangkan hidupku.” Cerita Agni dengan senyum terkembang di wajahnya.

Ayu Widya S

Rabu, 10 April 2013

Nilai, Menilai, Penilaian


Di balik semua kegagalan dan kesedihan ini, kenapa harus mempertanyakan semua tawa yang ada. Kita hanya menertawakan diri setelah berhasil melewati satu part kehidupan yang memang nyatanya tidak mudah. Namun kami tetap BAHAGIA! Sumpah demi tawa kami saat ini.

Sebenarnya udah dari kemarin mau nulis soal ini. Tapi masih kebentur sama deadline kerjaan. Yaaaaa… gitu deh. Klo kata mantannya temen sih, deadline dikejer, jodoh ditungguin. Quote macam apa itu… tapi bener sih. Kita jadi lebih takut sama deadline daripada ga dapet jodoh. (melanturrrrr…)

Tapi tiba-tiba aja pengen nulis ini setelah, my best friend just sent me a bbm. She told me that she is single (again). Gambaran sedikit aja, karena singkat banget itu hubungan, gw aja belum sempet dikenalin sama sang pacar. 

Kadang kepikir begini, apa yang terjadi saat ini, adalah hal yang benar-benar ga pernah gw bayangkan sebelumnya. Di khayalan masa kecil dan remaja gw, gw ga pernah membayangkan, putusnya gw sama pacar bukan karena hal perselingkuhan atau kebosanan. Gw bahkan dulu bertanya, kenapa orang bisa putus cinta. Kecuali karena selingkuh dan cowok atau ceweknya brengsek, menurut gw suatu hubungan itu ya ga bisa putus. Tapi yaaa… ini kan realita hidup yaaa.. nyatanya banyak aja gitu masalah yang muncul. Ketidak yakinan, yang katanya ketidak cocokan, yang katanya ketidakadilan. Apalah dengan itu. Mungkin sahabat gw itu juga ga pernah ngebayangin her love destinynya bakal begini. Tapi ya inilah hidup kan?! 

Orang-orang di luar sana berpikir kita tidak cukup dewasa menertawakan kebodohan sendiri. Tapi apalagi yang lebih baik dari kesadaran atas sebuah kebodohan daripada tidak pernah sadar kalau dirinya tidak cukup baik? Dengan diam saja juga tidak menjamin kita menjadi si baik. Hidup ini penuh dengan penilaian orang lain. Nyatanya saat ini juga masih banyak orang-orang yang membuat keputusan untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Lalu, kalau begini ceritanya, siapa yang dinilai baik? Si pengambil keputusan yang hidup bukan untuk dirinya sendiri atau yang ditinggalkan, dia yang mencoba menerima ketidak jelasan yang akhirnya malah mendapatkan sebuah perpisahan.

Hidup itu absurd. Tidak ada pakem pada sebuah penilaian. Ketika kamu melihat sisi yang berbeda, kamu mendapatkan penilaian yang berbeda. Jadi apa iya, penilaian kita pada sesuatu itu adalah keegoisan kita ingin melihat dari sisi yang mana?! ABSURD kan?! Memang iya!