Laman

Senin, 17 Oktober 2011

Steve Jobs Day


Seluruh dunia tentunnya menghormati Steve Jobs, sang pendiri Apple Inc. Namun negara bagian California berbeda dari yang lain, Gubernur California Jerry Brown dalam akun twitternya menyatakan bahwa hari ini sebagai “Steve Jobs Day” di Golden State.

Apple sendiri telah mempersiapkan acara untuk mengenang Steve di Stanford University. Apple akan mengundang seluruh eksekutif Silicon Valley. Apple juga telah mengundang beberapa nama besar lainnya.

Selain itu, Discovery Channel berencanan untuk menayangkan satu jam khusus tentang Jobs untuk mengenang maestro ini dalam acara “iGenius: How Steve Jobs Change the World”. Adam Savage dan Jamie Hyneman mengemas acara ini dengan menayangkan wawancara dengan orang-orang yang hidup dan kariernya dipengaruhi oleh Jobs, seperti Stevie Wonder, Tom Brokaw, dan para karyawannya.

Apple juga berencana untuk menyelengarakan perayaan pendiri Apple Inc itu pada Rabu pagi di Cupertino, California, yang mana merupakan kantor pusat Apple.
Steve Jobs meninggal tanggal 5 Oktober 2001 lalu setelah berjuang melawan kanker pankreas yang diidapnya beberapa tahun ini sampai ia harus cuti dari pekerjaanya. Jobs dikuburkan beberapa hari keudian di santa Clara County.

Jumat, 14 Oktober 2011

Pearl Jam Twenty


Resensi Film

Siapa yang tidak tahu band kawakan Pearl Jam?!?! Film dokumenter ini mungkin bisa membuat para penggemar Pearl Jam mengenal lebih dekat dengan idola mereka.

Dokumenter Pearl Jam Twenty dibuat oleh seorang journalis musik, Cameron Crowe. Rasa tanggung jawab sebagai fans lah yang membuatnya membuat dokumenter band yang sangat ia kagumi. Tak salah jika Cameron Crowe memperlakukan film ini layaknya harta tak ternilai. Ia selalu mengawasi saat harus menyeleksi video dokumentasi band ini dalam rentang waktu 20 tahun terkahir.

Hasilnya, Cameron Crowe dapat mengulas secara apik perjalanan band dengan personil Jeff Ament (bass), Mike McCready (gitar), Matt Cameron (drum), Stone Gossard (gitar), dan Eddie Vedder (vocal) ini. Mulai dari band ini bernama Green River, berganti menjadi other Love Bone, dan sampai akhirnya bernama Pearl Jam.

Seperti film dokumenter lainnya, tentunya film ini menyajikan aksi Pearl Jam dalam menciptakan serta membawakan hits-hits mereka. Untuk mengulas perjalanan karier Pearl Jam lebih mendalam, Cameron Crowe menambahkan beberapa footage dari semua pihak, koleksi pribadi sampai rekaman para crew. Selain itu juga, Cameron menggambarkan perasan pahit dan manis antar personil selama 20 tahun perjalanan karier mereka. Ini lebih didukung dengan komentar dari kawan-kawan dekat dan competitor Pearl Jam sendiri, seperti Chris Cornel (Sound Garden) serta Neil Young.

Karena itu, film ini sungguh wajib bagi para fans berat Pearl Jam. Karena selain dokumentasi aksi-aksi panggung mereka, film ini dirasa mampu untuk mengenal lebih dekat dengan personilnya dan idealisme yang mereka anut terhadap karya-karya mereka.

Tentunya film ini bukan sekedar dokumenter dari sebuah band ternama, namun lebih dari itu, ini sebuah penghormatan dan penghargaan untuk Eddie Vedder dan kawan-kawan. Dalam perjalan musik mereka, Pearl Jam mengalami sebuah evolusi alamiah dimana setiap personil secara bertahap meyakini bahwa satu-satunya cara untuk mempertahankan karier setelah sebuah fenomena yang mereka buat, adalah tetap setia kepada diri sendiri dan naluri, keputusan, dan konsekuensi.

Genre : Documentary
Release Date : September 10, 2011
Director : Cameron Crowe
Screenplay : Cameron Crowe
Producer : Michele Anthony, Cameron Crowe
Distributor : Vinyl Films
Runtime : 120 minutes
Budget : -
Official Site : -

FOOTLOOSE


resensi film

Pindah ke kota kecil yang tidak boleh mendengarkan musik rock dan tidak ada pesta dansa?? Apa jadinya ya??

Inilah mungkin yang dirasakan Ren MacCormack (Kenny Wormald), pemuda yang baru saja pindah dari Boston ke kota kecil Bomont. Perubahan budaya yang begitu ekstrim seperti tidak boleh mendengarkan musik-musik keras, tidak ada pesta dan lainnya tentu begitu tidak menyenangkan buat si anak kota ini.

Ren yang masih terbawa kehidupan kota besarnya tentu tidak bisa menerima peraturan konyol ini. Dia pun berontak dan menjadi trouble maker di kota kecil itu. Ren mempengaruhi anak-anak muda disana dan salah satu yang membantunya yaitu Ariel (Julliane Hough), gadis yang ingin sekali mengadakan pesta dansa. Ariel adalah anak pendeta yang juga tokoh masyarakat yang membuat peraturan tidak masuk akal ini.

Pendeta Shaw Moore (Dennis Quaid) membuat peraturan tersebut tentu bukan tanpa alasan. Ren tidak tahu awal adanya peraturan ini karena lima tahun yang lalu lima anak muda yang mabuk sepulang pesta dansa mengalami kecelakaan tragis dan meninggal dunia. Sejak itu pemerintah kota memutuskan, memutar musik keras dan pesta dansa adalah suatu pelanggaran hukum.

Footloose merupakan remake dari Footloose keluaran tahun 1984. Genre film dance mungkin coba dihidupkan kembali oleh Craig Bewer sang sutradara. Dia pun tidak lupa memberikan sentuhan modern dalam film ini. Bewer optimis filmnya ini akan mendatangkan banyak keuntungan, karenanya dana US $25 juta dikucurkan untuk pembuatannya. Penggunaan pemain-pemain yang belum terkenal dapat menunjukkan begitu yakinnya Bewer dengan image Footloose yang dulu dimainkan Kevin Bacon tetap dapat dipertahankan.

Semoga Footloose versi baru ini bukan film remake yang gagal ya…

Genre : Dance
Release Date : October 14, 2011
Director : Craig Brewer
Screenplay : Craig Brewer, Dean Pitchford
Producer : Craig Zadan, Neil Meron, Dylan Sellers, Brad Weston
Distributor : Paramount Pictures
Official Site : www.footloosemovie.com

Jumat, 07 Oktober 2011

RIP Steve Jobs..




Steve Jobs, sang pendiri Apple Inc menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (5/10) di Palo Alto, California, Amerika Serikat di usia 56 tahun.

Kabar duka ini tentu mengejutkan banyak pihak karena datang sehari setelah Apple merilis iPhone 4S. "Dengan penuh kesedihan, kami mengumumkan bahwa Steve Jobs meninggal hari ini. Apple kehilangan seorang jenius yang visionaris dan kretif, dan dunia kehilangan sosok yang mengagumkan. Kami yang cukup beruntung untuk mengenal dan bekerja dengan Steve sangat kehilangan teman terkasih dan mentor yang penuh inspirasi. Steve meninggalkan satu-satunya perusahaan yang dia bisa bangun dan semangatnya akan selamanya menjadi landasan Apple," tulis dewan direktur Apple.

Steve Jobs memang sudah mengundurkan diri dari Apple beberapa minggu yang lalu setelah sebelumnya mengambil cuti karena alasan kesehatannya. Tidak hanya rekan-rekan di Apple Inc, saja yang kehilangan, Presiden Barrack Obama serta pesaing Jobs, Bill Gates pun menyampaikan rasa kehilangan mereka.

Tentu bukan hanya keluarga dan rekan-rekannya, namun para pecinta apple kehilangan. Jobs telah mengabdikan hidupnya untuk meberikan keindahan dan kemudahan bagi dunia lewat tekhnologi yang ia temukan. seluruh dunia mengakui bahwa inovasi Jobs memberi banuak ide untuk menghadirkan produk cemerlang seperti iMac, Ipod,iPhone, atau Ipad yang begitu populer


"Kecerdasan, semangat, dan energi yang diberikan Steve menjadi sumber inovasi yang tidak terhitung yang memperkaya dan meningkatkan kehidupan kita. Dunia menjadi lebih baik karena Steve. Jika Anda ingin menyampaikan pemikiran, kenangan, dan ucapan belasungkawa, silakan mengirim e-mail ke rememberingsteve@apple.com," pungkas Apple di laman resminya.

Impian Jobs untuk memberikan untuk memberikan kehidupan yang lebih menarik dan berwarna bagi hidup manusia lewat produk digital karyanya memang telah terwujud.

Selamat Jalan Uncle Jobs. Terima Kasih atas penemuan yang kau hadirkan..

Selasa, 04 Oktober 2011

Situs Download Ilegal Ditutup ?

Jakarta – Menyikapi semakin banyaknya situs-situs pengunduh ilegal, maka Kementrian Komunikasi dan Informatika berencana untuk menutup situs-situs ilegal tersebut. Ini sehubungan dengan permintaan dari beberapa asosiasi yang terkait untuk menindaklajuti hal ini.

Seperti yang dikutip oleh Rollingstone, bersamaan dengan hal tersebut Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring juga menyampaikan pernyataan yang dikutip berbagai media bahwa mengunduh lagu-lagu di situs internet tanpa seizin pemiliknya dapat dikenakan pidana penjara maksimum 12 (dua belas) tahun. Menurut beliau, adanya ancaman pidana penjara tersebut karena tindakan tersebut melanggar ketentuan dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Demikian, ada dua hal yang menjadi perhatian dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yaitu, situs-situs internet yang menyediakan fasilitas mengunduh lagu secara ilegal dan orang yang mengunduh lagu tanpa izin penciptanya atau pemegang hak ciptanya dari situs-situs internet tersebut. Kementerian Komunikasi dan Informatika menganggap dua hal tersebut berada dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya, sehingga merasa yakin untuk menerapkan ketentuan-ketentuan UU ITE dalam rangka menanggulanginya.

Ketentuan UU ITE

Dalam Siaran Pers Kementerian Komunikasi dan Informatika tertanggal 27 Juli 2011, diketahui beberapa pasal dalam UU ITE yang digunakan sebagai dasar hukum untuk perlindungan hak cipta di dunia maya. Siaran Pers tersebut antara lain mengutip ketentuan Pasal 25 UU ITE yang mengatur bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang disusun menjadi karya intelektual, situs interneI, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, terdapat pula ketentuan dalam Pasal 32 ayat 1 UU ITE yang mengatur me-ngenai larangan bagi setiap orang yang de-ngan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik orang lain atau milik publik. Atas pelanggaran Pasal 32 ayat 1 UU ITE tersebut, Pasal 48 ayat 1 UU ITE mengatur sanksi pidana penjara maksimum 8 (delapan) tahun dan/atau denda maksimum Rp 2 miliar.
Demikian pula Pasal 32 ayat 2 UU ITE yang mengatur larangan bagi setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik kepada sistem elektronik orang lain yang tidak berhak. Apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 32 ayat 2 UU ITE tersebut, maka orang yang melakukannya dapat dipidana penjara maksimum 9 tahun dan/atau denda maksimum Rp 3 miliar menurut ketentuan Pasal 48 ayat 2 UU ITE.

Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud Pasal 32 ayat (1) dan (2) UU ITE tersebut mengakibatkan kerugian bagi orang lain, maka ancaman pidananya menjadi lebih besar. Pasal 36 juncto Pasal 51 ayat 2 UU ITE mengatur ancaman pidana perbuatan tersebut menjadi maksimum 12 (dua belas) tahun penjara dan/atau denda maksimum Rp 12 miliar.

Source : Rollingstone Indonesia

Final Destination 5

Resensi Film

FINAL DESTINATION 5



Film yang sudah menjadi franchise ini kembali hadir untuk menghibur para penggemar setianya dengan Final Destination 5.

Masih sama seperti cerita-cerita 4 final destination sebelumnya. Intinya, kita tidak bisa menipu kematian, tidak peduli seberapa cerdik kita. Dan sudah bisa ditebak, bagian awal film gambaran tentang prediksi bencana mengerikan, lalu orang-orang diselamatkan, selanjutnya satu persatu teror kematian datang pada mereka yang seharusnya sudah mati dengan cara-cara yang mungkin tidak ingin anda lihat.

Teror kematian diawali setelah Sam (Nicholas D’Agosto) yang diceritakan bekerja bersama sahabatnya (Miles Fisher) di sebuah perusahaan penjualan kertas dan sedang mengalami hubungan yang buruk dengan pacarnya Molly (Emma Belle) mendapatkan firasat buruk runtuhnya jembatan yang akan dia lewati dengan rekan-rekan kerjanya dengan cara yang begitu menyeramkan. Untung saja Sam berhasil meyakinkan teman-temannya keluar dari bus mereka untuk menyelamatkan diri. Persis seperti prediksi Sam, jembatan itu runtuh dan hancur.

Dan mulailah kejadian-kejadian kematian menyeramkan mulai terjadi. Seperti teror kematian yang terus mengejar. Orang-orang yang selamat dari runtuhnya jembatan itu dilanda ketakutan dan juga kebingungan untuk menghindar dari kematian.

Urutan dan cara kematian di film kelima ini tentunya berbeda. Kali ini Steven Quale memakai antaranya operasi laser mata, kunjungan ke gym, dan kunjungan ke ahli akupuntur. Ini semua cukup mampu membuat penonton tidak mau melihat cara kematian yang memang begitu menyeramkan. Namun tambahan cerita tentang penyelidikan FBI dianggap kurang penting dan membuang-buang waktu di film ini.

Walaupun banyak komentar miring tentang film kelima ini, seperti akting Nicholas yang kurang bagus, alur cerita yang basi, dan dianggap sebagai hiburan berdarah, namun bagi para pecinta film horor dan tentunya pengikut setia Final Destination, film ini tidak buruk untuk ditonton.

Theatrical Film Review: Final Destination 5 (2011)
Release Date: August 12, 2011
Directed by: Steven Quale
Starring: Nicholas D’Agosto, Emma Bell, Miles Fisher
Review by: Kayley Viteo