Laman

Kamis, 13 Juni 2013

Superman: Man Of Steel

Hari ini beruntung, dapat kesempatan untuk pertama kali nikmatin film Superman: Man Of Steel. Gw memang tidak memiliki ekspetasi berlebih dengan film ini. sepanjang tahun disuguhi film-film superhero seperti Iron Man, Batman, sampai Star Trek, sepertinya film Superman ini pelengkap festival superhero tahun ini.

Man Of Steel mnceritakan dari awal perjalanan seorang Clark Kent. Film diawali dengan kehidupan dunia Krypton yang hampir kiamat. Lalu bagaimana El, Ayah Superman, menyelamatkan sang putra ke bumi, konfliknya dengan zod, musuh utama Superman di film ini.

Clark Kent sadar dirinya memiliki kekuatan yang tak biasa. Kent, ayah yang membesarkannya pun meyakinkan Clark untuk menunggu waktu yang tepat hingga manusia di bumi siap untuk menerima orang dengan kekuatan yang luar biasa sepertinya. 

Sampai Zod mendarat di bumi. Zod yang dihukum karena melakukan pembelotan ketika Krypton menuju kiamat, bisa menyelamatkan dirinya, dan membentuk misi memburu Kal-El, si Superman. Di sini lah sang superman muncul. Lois Lane, sebagai wartawan yang sudah mengetahui kekuatan Clark, membantu clark membasmi Zod dkk yang membuat Amerika hancur. Tujuan Zod hanyalah membangun kembali dunia Krypton di bumi. Namun, tujuannya itu yang pasti mengamcam bumi. Para tentara Amerika dibuat bingung siapa yang harus mereka bunuh, namun akhirnya mereka sadar, Superman bertindak untuk keselamatan bumi. Seperti yang diminta oleh sang ayah.

Dengan kekuatan yang luar biasa dari Superman dan Zod, bisa dipastikan bagaimana pertarungan yang membuat kota hancur. Gedung-gedung runtuh, perkelahian clark dan Zod yang juga semakin membuat hancur kota. Jujur yaaaa… dengan banyaknya kehancuran di sana sini karena kekuatan super mereka, sedikit mengurangi kenikmatan film ini. seperti too much destruction. Sepanjang film bahkan gw menunggu “apalagi nih yang ancur”.

Well…. Dibandingkan film sebelumnya, Superman Returns, film ini jauh lebih dahsyat. Dari efek, baju superman yang keren dan ga mencolok, serta tak adanya penampakan kolor sang superhero. Namun dari segi cerita, tiap scene seperti terlongkap-longkap, cerita yang terlalu padat, perjalanan clark menjadi superman yang terlalu panjang.

Dalam film ini, Henry Cavill seperti dilahirkan untuk memerankan superman. Dia begitu kharismatik memerankan clark kent. Seksinya dapet, nerd nya dapet (di akhir film), gagahnmya dapet, pokoknya as superhero, he’s perfect, dibandingkan Robert Downey Junior.. hehehe. Honestly, sosok Henry Cavill yang membuat gw bisa menikmati film ini. dia bisa dengan sangat menjiwai memerankan superman. Tapi sebenarnya, dia lebih seksi di awal-awal cerita pas ada bulu2 seksi di dagunya. Tapi sayang, superman ga boleh brewokan.

Natalie Portman sepertinya emang yang paling pas buat peranin Lois Lane. Amy Adams terlalu sophisticated untuk memerankan wartawan yang skeptis dan seorang yang observer. I don’t know why, agak kurang sreg aja sama Amy Adams disini. 

Selain perkelahian Clark dan Zod yang menghacurkan sebagian Amerika, film ini juga menunjukkan sisi humanis seorang superhero. Gw sih nyebutnya gitu ya. Dimana,Sang Superman terlihat rapuh, lalu memeluk Louise Lane setelah berhasil membunuh Zod. Yaaa komentar gw sih “ superman aja butuh pelukan seorang wanita, apalagi yang bukan superman.” Just saying…..

Yang menonton film ini, pasti akan menunggu-nunggu aksi superman lainnya. karena man of steel benar-benar awal mula perjalanan seorang Superman. Yaaaa… entah kapan, tapi gw pribadi sih menunggu aksi Henry Cavillnya, bukan superman secara personal. Loh ko absurd ini bahasannya… 

PENASARAN

Coba deh baca lirik-lirik ini:

Inilah Kita
Maliq and The Essentials

Inilah kita, mencoba melangkah 
Dalam satu arah, Seiya sekata 
inilah masa kita harus bisa membuka mata 
Melihat yang nyata

Selama ini kita trus bertanya 
Apa yang kita jalani ini benar adanya
Mungkn kita harus meyakinkan hati 
Untuk tau jawabnya

Inilah kita, mencoba merangkai 
Semua khayalan , yang kan kita nyatakan
Ke sebuah masa, dengan suka duka 
Jadi realita yang kan kita jalankan

Selama ini kita trus bertanya 
Apa yang kita jalani benar adanya
Mungkin kita harus meyakinkan hati 
Untuk tau jawabnya

Apalagi yang kita tunggu bila sudah merasa 
Semua yang aku dan kau cari kita bisa terima
Tak perlulah menunda nunda bila saat ini kuminta 
Kita tuk jadi satu selamanya

Ke realita kita menuju
Di realita kita bertemu

Ini salah satu lagu yang lagi jadi langganan di playlist gw di pagi dan sore hari dan ketika bekerja di kantor. Hahahah… liriknya tengil dan cerdas… itulah yang gw suka dari Maliq and The Essentials. Coba aja tengok lagu Coba Katakan, Penasaran, atau Janji. Cewek-cewek seumur gw bakal berkomentar “GW BANGETTT!!” dan itu yang gw lakukan ketika si Ndut, kasih unjuk lagu ini ke gw.

Jadi walaupun sambil geleng-geleng kepala dan berguman DAMN! DAMN! DAMN! Pas bait “Apa yang kita jalani ini benar adanya. Mungkn kita harus meyakinkan hati …” teteap aja goyang sambil senyum-senyum sendiri. Walaupun senyumnya lebih cenderung menertawakan diri sendiri.

Gw sebagai penikmat lagu-lagu Maliq akhirnya ambil kesimpulan, emang Angga dkk tuh paling bisa bikin lirik cari-cari kepastian gini. Hebatnya Maliq, dia bisa mengemas sebuah kata-kata jadi sebaris lirik lagu yang ga cengeng namun indah.

Sebelum album baru Maliq dimana ada track Inilah Kita ini muncul, Lagu Penasaran-nya Maliq udah duluan jadi penghuni track list gw. Irama yang grovie dan liriknya ini yang bikin kenyataan miris bisa bikin senyum-senyum sendiri.

Kayak lirik PENASARAN ini:

Kau bertanya mengapa kita terus berjalan
Mencoba pertahankan meskipun tahu ada yang salah
Benarkah ini hanyalah penasaran cinta

Ku denganmu selalu menjadi pertanyaan 
Atas semua jawaban tentang cinta
Dirimu dan aku
Tlah banyak buang waktu trus mencari jawaban kita

Impian bahagia akan menjadi nyata 
Bila ada rasa saling percaya 
Benarkah atau hanyalah penasaran cinta

Ku denganmu selalu menjadi pertanyaan 
Atas semua jawaban tentang cinta
Dirimu dan aku tlah banyak buang waktu 
Trus mencari jawaban mencari alasan
Cinta

Lagu Maliq itu ngajak kita buat resapi setiap lirik yang ada di lagunya. Kalo kita cuma sekedar dengerin ga akan dapet soulnya. That’s what I feel ya….

Gila yaaaa… so complicated being a woman and mature. Kenyataan2 yang begini kadang bikin kebingungan sendiri. Mencari, tapi ga pernah menemukan. Berdiam tapi tak ditemukan. Ini kata yang tepat untuk kita, ya kita, yang sekarang lagi bingung, sebenarnya partner hidup itu harus dicari atau ditunggu. Tapi ketika lo ada di sekeliling orang dengan pengalaman hidup yang beragam, dengan jalan cinta yang mulus, dan yang tidak mulus, maka kita pun bingung, harus bagaimana. yaaaa... kebingungan paling ga bukan buat orang yang jomblo aja, yang punya pasangan juga pasti punya kebingungan-kebingungan sendiri. Apalagi kebingungan tanpa tujuan...

Sebenarnya cara yang paling tepat itu apa ya? Menunggu atau mencari? Idealnya mencari, tapi kita ga pernah tahu apa yang kita cari kan?! Menunggu? Ko’ kesannya pasrah banget. Jadi mending gimana?
Menikmati apa yang ada, minum teh hangat, dengan lagu maliq ini, it’s perfect! Paling ga hiburan lahhhhhhhh…..

Jumat, 19 April 2013

Ga Ada Ide Untuk Kasih Judul Tulisan Ini


Biasa deh, keingat jaman dulu dan buka-buka youtube untuk lihat-lihat. Dan pilihannya tertuju pada lagu ronan keating “when you say nothing at all” yang jadi soundtracknya nothing hill.
Hmmm ketika remaja beberapa kali nonton film ini. Hugh Grant si playboy jadi cowok nerd dan Julia Roberst yang selalu anggun. Pasangan yang tepat untuk film ini. Jalan ceritanya biasa aja. Tapi emang kadang orang terlalu banyak berpikir untuk sebuah cinta. Itu memang nyata, tapi ini kan film yaaa… dan ya sudah lah yaaa… selama ini apa yang gw jalani jauh dari ending-ending kayak di film-film atau ftv-ftv (gw ga suka ftv, dan ga nonton itu. Sory rio dewanto!)

I love the movie and the soundtrack. Lagu ronan keating ini bahkan menurut gw, beberapa kali jadi theme song percintaan gw. Hahahaha… “the smile on your face let me know that you need, the truth in your eyes sayin you never leave me.. the touch of your hand say you’ll catch me wherever I fall, you say it best when you say nothing at all” . yaaa terkadang suatu hubungan begitu kan. Turst, need, care and the best is nothing at all. Apapun alasannya itu. 

Ohh ya, ketika tulis ini juga jadi ingat novel favorit P.S I LOVE YOU. Dan nulis ini juga sambil dengerin lagunya The Pogues yang I love you till the end. Walau tanpa irama yang mendayu dayu, lagu ini sebenarnya romantis banget. Ok, and I’m waiting for a man who will sing this song for me. 

Dan dari hal-hal yang teringat kembali ini lah, saya menyadari, sudah cukup lama saya melupakan beberapa mimpi-mimpi saya. Saat ini saya seperti terbangun kembali dari tidur lama saya. Saya seperti melupakan mimpi mimpi kecil yang saya bawa dari kecil. Saya tahu, dan saya cukup realistis, tapi saya termasuk orang yang menikmati “bermimpi”.

Mungkin ini tidak begitu saya tulis di tulisan saya sebelumnya. Salah satu alasan saya berpisah dengan pasangan adalah, akhirnya saya tersadar, dengan dia saya banyak melupakan mimpi-mimpi saya. entah saya yang kelewat realistis ketika menjalani hubungan lalu, atau memang saya merasa harus seperti itu. Tapi sepertinya, ini semua berawal dari semua penerimaan segala kekurangan dan kelebihan. Tapi ya sudahlah tidak usah dibahas lebih lanjut. Maybe in the next artikel.

Balik lagi ke P.S I LOVE YOU, I really love this novel. Dan saya menangis ketika membaca dan menonton filmnya. Saya benar-benar suka dengan acting Gerard Butler di sini, walaupun sebenarnya agak kurang nyaman dengan pilihan Hilarry Swank peranin Holly. Karena di imajinasi saa, Holly orang yang sedikit rapuh. Dan Hilarry terlalu “hard” untuk peran holly, dari segi face.

Apa yang bikin gw nangis ketika membacanya? Adalah surat-surat Gerry. Ga seromantis yang akan diperkirakan. Tapi bagaimana, dengan cara apapun dia ingin sebisa mungkin mendampingi sang istri yang ia tinggalkan. Walaupun hanya dengan sebuah surat.

Ok! Gw sadar tulisan ini agak berantakan. Tapi biarlah! Ini emang karena gw lagi mau nulis aja. Jadi emang agak ga jelas bahasannya. Dan sekarang lagi bingung mau nulis apa lagi.
 Okeee.. dan youtube sekarang menayangkan soundtrack, My Best Friend Wedding. Ini juga salah satu film yang gw nikmati waktu remaja. Bahkan lagu “Wishing and Hoping” and “Say a Little Pray For You” selalu ada di track list hp waktu jaman kuliah. Dan kayaknya film-film komedi romantis jaman dulu itu lebih nyenengin daripada sekarang. Yaaa… jaman juga udah berubah sih ya. Pandangan orang juga udah berubah.

And…. Next destination berhenti di film Made of Honor. Entah udah berapa kali nonton film ini. Tapi ga pernah bosen. Banyak cerita sejenis seperti ini. Sahabatan, dan tanpa sadar saling jatuh cinta. So klise kan?! Pernah ada cerita sahabatan yang seindah ini? Salah satu temen gw ada yang ngalamin ini, gw piker dia bakal everlasting, nyatanya ga juga ya. Yaaa…. Entah alasannya apa. Tapi, kayaknya jatuh cinta sama sahabat sendiri bukan pilihan yang baik deh. Kecuali kalau sahabat cowo lo seseksi Adam Levine atau Justin Timberlake.


Hidup Sempurna Agni Pratistha


(Ini tulisan gw tentang Agni yang dicut sama editor karena jatah halaman. Awalnya bikin buat Selebritis, taunya setelah beberapa hari sehari selesein ini krn kejaran  deadline, tiba-tiba dikasih tau, artikel 3 halaman ini dipotong untuk jadi satu halaman untuk cerita sampul. But, it's oke, semua pekerjaan harus dinikmati.)

Ia ingin menjalani hidupnya dengan senang. Yang membuatnya senang adalah berbagi dengan orang-orang yang kurang mampu.

Empat tahun menikmati hiruk pikuk dunia jurnalistik sebagai eksekutif editor di sebuah majalah remaja dirasa Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono (25) sudah cukup. Dia tak sanggup lagi membendung kerinduan pada dunia akting yang membesarkan namanya, bahkan sebelum dia memenangi gelar Putri Indonesia di tahun 2006. Namun selain kembali ke dunia seni peran, Agni juga memiliki segudang mimpi dan keinginan yang ingin ia wujudkan.

Kampanye Hidup Sehat
Terapi hormon yang dijalaninya dua tahun lalu membawanya berkenalan dengan olahraga lari yang akhirnya begitu digandrungi oleh wanita yang terpilih sebagai Nike Running Influencer karena konsistensinya akan olahraga dan gaya hidup sehat. Olahraga yang awalnya ia lakukan untuk pengalihan stress akibat hormon yang berantakan pasca operasi kista yang dideritanya malah menjadi kegiatan yang ingin ia tularkan kepada orang-orang terdekatnya.

Karena kecintaannya terhadap lari juga, Agni berkeliling negara-negara Asia Selatan seperti, Singapura, Filipina atau Malaysia untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan lari yang diadakan di negara-negara tersebut. Tidak hanya itu, bersama Sigi Wimala, sang kakak, ia memiliki agenda rutin seperti trip sister untuk lari bersama di luar negeri. Dan bulan oktober nanti, mereka berdua akan berangkat ke Amerika sebagai tujuan trip sister mereka selanjutnya.

“Lari itu buat aku is a thing that I need to do everyday. Aku merasa senang setelah olahraga.” Ungkap dara kelahiran Canberra, Australia ini. Tidak hanya rutin melakukan olahraga, Agni juga merubah pola makannya. Sekarang ia sama sekali tidak mengkonsumsi junk food dan daging merah, hanya mengkonsumsi ayam kampung, atau makanan yang bebas gula dan garam.

Ini semua berawal di mana di tahun 2011 Agni harus menerima ketika dokter mengatakan bahwa di rahimnya tumbuh kista yang sudah besar dan harus segera dioperasi. “Ketika dokter bilang begitu aku masih tenang saja. Aku malah excited sehingga minta bius setengah saja biar bisa lihat jalannya operasi. Namun setelahnya aku baru merasakan sakit seperti orang yang habis melahirkan caesar.” Cerita pemeran Diana di film Cinta Tapi Beda ini tetap ceria.

Sebenarnya Agni termasuk wanita yang rajin melakukan check up rutin untuk kesehatannya. Makanya ketika dokter mengatakan kistanya sudah besar sekali dan harus segera dioperasi, Agni sempat tidak percaya. “Sebelumnya-sebelumnya aku check up kista itu belum ada. Tapi memang perkembangan kista itu dari 2010 ke 2011 cepat sekali.” Ungkapnya.

Namun dari pengalaman itulah Agni mendapatkan banyak pelajaran. Dia menyadari betapa mahalnya sebuah kesehatan. Apalagi setelah operasi, dirinya harus menjalani terapi hormon. Inilah masa terberat untuk Agni. Selain kulitnya yang menjadi kering dan perih, dan lagi harus menjaga makan, Agni juga harus menghadapi moodnya yang tidak stabil efek  dari hormon yang berantakan. “Aku benar-benar ngedrop ketika itu. Aku seperti wanita yang sudah menopause. Selalu kepanasan dan bisa nangis sesenggukan cuma karena digigit nyamuk.” Kenangnya.

Agni yang begitu senang beraktivitas merasa harus melakukan sesuatu untuk bisa mengontrol moodnya. Aktris yang baru saja menyelesaikan syuting untuk sebuah film Australia berjudul Messagement ini pun mengambil pilihan untuk berolahraga daripada meminum obat yang disarankan dokter guna mengurangi efek terapi hormonnya tersebut. Dan Ia memilih lari. Sejak itu tiap hari pukul 4 pagi Agni sudah keluar rumah untuk lari keliling komplek rumahnya. “Awalnya sedikit, 1 kilometer, 2 kilometer, lama-lama nambah terus.” Jelasnya semangat. Lari terus ia lakukan sampai sekarang. Bahkan saat ini ia juga menjalani olahraga lain seperti pilates dan boxing.

Pengalaman ini dirasa Agni begitu berharga. Dengan kejadian ini, sekarang ia lebih concern terhadap kesehatan. Ia juga ingin berbagi pengalamannya dengan orang-orang terdekatnya. “Aku ingin tularin gaya hidup sehat ini ke orang-orang terdekatku. Aku ingin share apa yang aku tahu, apa yang aku rasa. Jadi bukan yang menggurui seperti itu.” Ceritanya. Karena itu juga, Agni pun ingin menulis buku tentang kesehatan yang saat ini sedang ia garap, namun sedikit tertunda karena kesibukannya di dunia entertainment.

Dari hobinya ini juga saat ini Agni sedang merintis sebuah komunitas lari yang ia mulai di social media twitter. Dengan hastag #activeme, Agni mengajak para followers-nya untuk share pengalamannya beraktivitas. “Rasanya senang sekali banyak followersku yang berbagi cerita tentang aktivitas mereka, seperti berolahraga atau berjalan untuk ke tempat makan siang.”

Dengan celotehnya di dunia maya juga, Agni mendapatkan teman-teman baru berlari. Banyak remaja-remaja yang sengaja menghampirinya di Senayan untuk berlari bersama dirinya. Semakin lama semakin banyak yang mengikutinya lari, bisa sampai belasan orang. Dari sinilah niat Agni untuk membuat sebuah komunitas berawal.“Aku ingin kampanye dan komunitas ini nantinya membuat gaya hidup sehat itu menjadi sebuah gaya hidup bukan hanya sekedar tren.” jelasnya

Membangun Sekolah Gratis

Dibesarkan oleh orang tua yang berprofesi sebagai dosen, membuat artis yang pernah terpilih sebagai Asia Model Star Award di Seoul tahun 2012 kemarin ini begitu menyukai dunia pendidikan. Dari remaja pun Agni sudah rutin ikut kegiatan sosial yang diadakan oleh teman-temannya. Bahkan, jauh sebelum terkenal, Agni sudah aktif mengajar anak-anak jalanan di sekitar Jabodetabek. Kepedulian akan sesama ini yang menebalkan niatnya pada cita-cita untuk membangun sekolah gratis di Indonesia. “Kita tidak bisa selalu minta kepada pemerintah, karena itu selagi kita bisa melakukan sesuatu ya kita lakukan. Tapi aku akan bangun skeolah ini did aerah, bukan di Jakarta.” Jelas Agni.

Agni tidak hanya sekedar bicara. Segala pekerjaan yang ia lakukan sampai hari ini semata untuk memenuhi impiannya memberikan pendidikan gratis untuk anak-anak Indonesia di daerah. Ia mengaku memiliki tabungan yang khusus ia sisihkan untuk proyek impiannya tersebut. Ketulusan ini yang membuat Agni memilih untuk menyimpan uangnya di tabungan yang ia beri nama ‘sekolah masa depan’ demi obsesinya untuk itu daripada memikirkan investasi property layaknya wanita seumurnya.

“Aku ingin buat sekolah yang ada puskesmasnya. Intinya aku mau mereka nanti yang sekolah disana itu terampil dan bisa cari uang dari keterampilannya itu.” Cerita Agni semangat. “Aku yakin Indonesia bisa jadi negara yang super, apalagi dengan anak-anak muda yang hebat dan berprestasi seperti sekarang ini, tapi masalahnya, apakah mereka mau berbagi.” Lanjutnya.

Penyuka sejarah ini juga akan berangkat ke pedalaman Papua untuk mengajar penduduk setempat yang masih buta huruf dan tidak bisa berhitung. Ia akan bermukim disana selama tiga bulan bersama suku asli Papua. Kesempatan emas ini ia dapatkan dari sahabatnya, yang juga memiliki passion yang sama dengan dirinya. Pingkan, sang sahabat yang mencari koneksi dengan keuskupan gereja di Papua mengajak Agni untuk menjadi pengajar di daerah pemukiman penduduk disana. Ide ini pun benar-benar muncul dari diri Agni dan sang sahabat, karenanya mereka bergerak sendiri untuk ini, tanpa bantuan sebuah lembaga atau apa pun. Ini seperti hal yang sudah lama mereka impikan dan akhirnya menjadi kenyataan. 

Bukan baru ini saja Agni melakukan kegiatan sosial semacam ini. Ketika kuliah, ia dan Pinkan rutin mengirimkan kado-kado natal untuk panti asuhan di daerah-daerah, seperti Kupang dan Ambon. Walaupun berbeda agama, Agni memandang semua manusia adalah sama. 

Siap Melabuhkan Hati
Kekangenannya untuk bermain film membuatnya memutuskan untuk mundur dari sebuah majalah remaja tempatnya bekerja. Tidak menunggu lama untuk kembali ke dunia entertainment, Agni langsung dibanjiri tawaran film dan acara-acara tv. 

Setelah kemunculan perdananya di film Cinta Tapi Beda garapan Hanung Bramantyo, Agni kembali bermain di film yang diangkat dari kisah nyata 9 Summer 10 Autumn yang rilis April 2013 ini. Di film ini Agni harus menaikkan berat badannya sebanyak 6 kilo dan menghitamkan kulitnya demi totalitasnya berperan. Walau hanya mendapatkan peran pembantu, namun Agni begitu mengidam-idamkan peran ini karena di sini ia bisa mendapatkan pengalaman bermain dengan aktris-aktris senior seperti Alex Komang dan Dewi Irawan.

Agni juga saat ini bermain di sebuah action series bersama Reza Rahardian dan Tara Basro. Tidak hanya itu, ia pun berkesempatan untuk keliling Indonesia melalui acara travelling di salah satu stasiun televisi swasta yang ia pandu bersama artis-artis cantik lainnya seperti Franda, Rianti, dan Tya Ariestya.

Dengan segala aktivitas dan mimpi-mimpi  yang ingin  ia wujudkan, Agni juga sedang mempersiapkan pernikahan impiannya. Setelah putus dari Dion Wiyoko, Agni tidak perlu waktu lama untuk meyakinkan hati menerima pinangan dari pasangannya saat ini. “Ketika dia lamar aku, aku cuma ingat pesan nenekku, tutup mata, dan bayangin cowok itu grow old with you, caring your babies, dan saat itu aku yakin, he’s the one. Aku pun terima lamaran dia.” Cerita Agni sumringah. 

Diakui wanita yang akan melangsungkan pernikahannya akhir tahun ini, ia memang tipe wanita yang tidak perlu waktu lama untuk memulai sebuah hubungan baru setelah putus. “Kalau kata orang ketika pacaran kasih rasa sayangnya 70 persen saja, aku tidak begitu. Buat aku, aku memberikan 100 persen. Tapi ketika hubungan itu berakhir, ya sudah aku tidak ingin mengingat-ingat yang sudah lewat.” Ungkapnya. 

Walapun belum lama kenal dan dekat dengan tunangannya, Agni mengaku langsung merasa klik dengan sang pujaan hati. Menurutnya, selama menjalin hubungan dengan seseorang, Agni jarang melewati proses pendekatan, ia lebih suka mengobrol dan berdiskusi untuk mengenal lebih dekat sang calon pencuri hati dengan berteman.

“Menurutku, ga ada pasangan di dunia ini yang bisa cocok banget, semua itu kembali lagi pada keterampilan berpasangan masing-masing orang. Dan aku merasa sangat nyambung sama pasanganku yang sekarang, dari dia aku belajar untuk menyeimbangkan hidupku.” Cerita Agni dengan senyum terkembang di wajahnya.

Ayu Widya S

Rabu, 10 April 2013

Nilai, Menilai, Penilaian


Di balik semua kegagalan dan kesedihan ini, kenapa harus mempertanyakan semua tawa yang ada. Kita hanya menertawakan diri setelah berhasil melewati satu part kehidupan yang memang nyatanya tidak mudah. Namun kami tetap BAHAGIA! Sumpah demi tawa kami saat ini.

Sebenarnya udah dari kemarin mau nulis soal ini. Tapi masih kebentur sama deadline kerjaan. Yaaaaa… gitu deh. Klo kata mantannya temen sih, deadline dikejer, jodoh ditungguin. Quote macam apa itu… tapi bener sih. Kita jadi lebih takut sama deadline daripada ga dapet jodoh. (melanturrrrr…)

Tapi tiba-tiba aja pengen nulis ini setelah, my best friend just sent me a bbm. She told me that she is single (again). Gambaran sedikit aja, karena singkat banget itu hubungan, gw aja belum sempet dikenalin sama sang pacar. 

Kadang kepikir begini, apa yang terjadi saat ini, adalah hal yang benar-benar ga pernah gw bayangkan sebelumnya. Di khayalan masa kecil dan remaja gw, gw ga pernah membayangkan, putusnya gw sama pacar bukan karena hal perselingkuhan atau kebosanan. Gw bahkan dulu bertanya, kenapa orang bisa putus cinta. Kecuali karena selingkuh dan cowok atau ceweknya brengsek, menurut gw suatu hubungan itu ya ga bisa putus. Tapi yaaa… ini kan realita hidup yaaa.. nyatanya banyak aja gitu masalah yang muncul. Ketidak yakinan, yang katanya ketidak cocokan, yang katanya ketidakadilan. Apalah dengan itu. Mungkin sahabat gw itu juga ga pernah ngebayangin her love destinynya bakal begini. Tapi ya inilah hidup kan?! 

Orang-orang di luar sana berpikir kita tidak cukup dewasa menertawakan kebodohan sendiri. Tapi apalagi yang lebih baik dari kesadaran atas sebuah kebodohan daripada tidak pernah sadar kalau dirinya tidak cukup baik? Dengan diam saja juga tidak menjamin kita menjadi si baik. Hidup ini penuh dengan penilaian orang lain. Nyatanya saat ini juga masih banyak orang-orang yang membuat keputusan untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Lalu, kalau begini ceritanya, siapa yang dinilai baik? Si pengambil keputusan yang hidup bukan untuk dirinya sendiri atau yang ditinggalkan, dia yang mencoba menerima ketidak jelasan yang akhirnya malah mendapatkan sebuah perpisahan.

Hidup itu absurd. Tidak ada pakem pada sebuah penilaian. Ketika kamu melihat sisi yang berbeda, kamu mendapatkan penilaian yang berbeda. Jadi apa iya, penilaian kita pada sesuatu itu adalah keegoisan kita ingin melihat dari sisi yang mana?! ABSURD kan?! Memang iya!

Jumat, 22 Maret 2013

The End of a Part in My Life

Jika orang tidak bisa menerima dirimu apa adanya, jangan berubah atau merendahkan standardmu. It’s their lost not yours. –UPI-

Tidak akan ada yang bisa menilai, ini sebuah akhir yang menyedihkan atau membahagiakan…  Ending yang sempurna itu berbeda bagi setiap orang. Mungkin ini ending yang sempurna untuk dia. untuk mengakhiri ini semua. After one day full, together, lovely trip, lovely time, sweet words, and gotcha! “I throw you”.

Jujur, awalnya ini begitu menyakitkan. Bukan karena saya pikir saya yang ditinggalkan atau meninggalkan, entahlah dengan itu. Tapi lebih dari itu, yang menyakitkan buat saya adalah melihat orang yang kamu cintai tersakiti oleh keadaan dan seakan menyerah karena sudah tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Hanya dia yang saya pikirkan.  Saya pikir, ini begitu menyakitkan buat dia. Ketika seseorang beranjak dewasa, namun pilihannya tidak dapat dipercaya, saya pikir ini begitu menyakitkan buat dia. Dia pun sempat menyebutkan “kecewa dan sakit hati.” Itulah, yang… jujur, buat saya menangis. Karena saya pikir, apa yang paling menyakitkan dari sebuah ketidakpercayaan dari seseorang yang kita pikir paling percaya dengan kita. Saya mencoba mengerti dengan segala kesakitan yang ia rasakan. Dan sejak saat itu, saya putuskan untuk menerima ini semua. Apa pun keputusannya.

Dan awalnya saya pikir ini akhir yang manis walau menyakitkan. Tapi saya seperti terbangun di tengah realita sebuah mimpi. Come on!!! Kita ga lagi di negeri Oz kan?! Dengan James Franco yang menawan itu. Yaaa kita di dunia realita.

Dua hari saya pikir cukup menangisi dan menyadari bahwa ini adalah akhir dari sebuah kisah yang tidak pernah diyakinkan. Kisah ini bergulir dengan alas sebuah keraguan. Lalu kenapa bisa selama ini?! Saya pun tidak bisa menjawab. Mungkin kami terlalu naïf atau bodoh. Kami naïf menunggu waktu bisa menjawab. Dan kami bodoh untuk bisa berkompromi dengan keegoisan kami.

In the end, every reason is just an excuse. Intinya dari ini semua adalah, dia tidak mengenal saya cukup baik selama ini. Waktu yang kami jalani habis untuk membahas strategi apa yang bisa kami jalankan. Nyatanya, di akhir sebuah perjalanan, yang ada adalah sebuah ketidakyakinan. Bahwa saya adalah orang yang ia butuhkan sampai akhir hidupnya nanti. Pada akhir kisah ini yang ada hanyalah sebuah excuse. Alasan untuk sebuah perasaan yang memang tidak pernah yakin.

Saya akan menerima ini. Saya akan menerima segala keputusannya. Karena saya yakin, tidak ada yang bisa dipaksakan. Apalagi sebuah keyakinan dari seorang pria dewasa. Saya mungkin bisa menulis segala kesinisan saya disini. Tapi alih-alih menulis segala yang berkesan tidak terima, saya pun enggan menulis sebuah kalimat tentang sebuah keikhlasan. Karena menurut saya sebuah keikhlasan hanya Yang Kuasa yang bisa menilai.

Apa iya, ketika kita menuliskan sederet kalimat keikhlasan, kita akan dinilai “si baik”. Jujur, saya tidak peduli akan dinilai menjadi pihak mana. Pihak baik atau pihak buruk. Toh tidak ada ukuran yang jelas untuk menilai si baik dan si buruk. Itu menurut saya.

Tidak ada yang salah. Semua benar di part hidup ini. Saya tidak salah. Dia pun tidak salah. Dan saya akan selalu meyakini bahwa ini adalah keputusan terbaik yang pernah dia ambil. Setelah kesinisan diatas saya tulis, saya berpikir. Jujur saja, saya butuh waktu cukup lama menulis semua ini. Disamping memang sedang sibuk, saya juga menulis ini dengan ratusan kali berpikir.

Tidak perlu ada yang diragukan lagi. Semua bisa berjalan seperti apa yang diinginkan. Saya akan menjalani sisa perjalanan ini. Dan saya yakin dia akan lebih baik menjalani sisa perjalanannya tanpa saya. Ya mungkin kata perpisahan yang klasik namun memang harus dituliskan adalah, saya begitu ingin mengucapkan terimakasih yang sangat untuknya, yang telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berarti buat saya. tentang penghargaan terhadap diri sendiri. Saya tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Jika ia tidak merasa kehilangan pun, ya… tidak apa buat saya. Mungkin ini semua sudah ia persiapkan.

Dan akhirnya, show must goes on. Jalani kembali hidup ini. Kembali menyusun rencana-rencana hidup, mengacak segala prioritas, merancang langkah-langkah selanjutnya. Saya tahu tidak ada yang perlu ditakuti. Toh, hal yang kemarin saya takuti untuk terjadi, benar terjadi. Dan hari ini, ketika saya menulis ini, saya masih bisa menyunggingkan senyum lepas saya. Saya masih mampu untuk menggerakkan langkah saya. Memikirkan mimpi-mimpi yang terlupakan. Jadi kenapa harus meragukan perjalanan selanjutnya. Kalau pesan salah satu teman, coba nikmati segala yang datang, masalah, kesenangan.

If there’s people didn’t like you, just let go… only you in your life step,

Selasa, 19 Februari 2013

Jika Saya Dia



Apa yang kamu pikirkan di pagi ini dalam perjalanan aktivitasmu? Mikirin gadget impian yang belum kebeli? Atau follow up kerjaan yang bikin sakit kepala karena bakalan makan waktu kita seminggu ke depan? Entah mengapa, pagi ini saya memikirkan kematian…

Mudah-mudahan ini karena tetangga sebelah yang memang baru aja meninggal kemarin, trus tendanya masih berdiri tegak di depan rumah. Tapi pikiran ini awalnya tentang ‘jika ayah saya meninggal’. Saya belum siap kehilangan dia. Yang membuat saya lebih ga siap, tiba-tiba saya kepikiran apakah bekal dia di akhirat sudah cukup? Karena kepikiran soal bekal itu, saya memikirkan bekal diri saya sendiri.

Saya bukan orang baik. Saya orang yang kalau ngomong bisa nyakitin orang. Saya orang yang ga mau cari masalah sama orang, karena itu jadi cenderung ga peduli. Saya orang yang mau enaknya sendiri. Saya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama, sebut saja bantah orang tua. 

Di perjalanan tadi saya jadi memikirkan tentang gelapnya kuburan nanti. Sendirian. Penyesalan karena ga banyak-banyak bawa bekal ketika di dunia. Terus tiba-tiba pikiran ini jadi melayang ke sebuah realita, yang lagi-lagi, cukup mengganggu. Saya sebagai anak, ga ada sama sekali niat untuk mengecewakan orang tua. Terlintas pun ngga. Jadi pagi ini saya membayangkan jika saya memerankan seseorang yang saya kenal dekat di hidup saya. Bagaimana dia tidak ingin mengecewakan orang tuanya.

Jika saya dia, saya sadar part hidup kali ini aneh. We just want get the whole world in our hand. Kita mau semua berjalan baik. Seperti kawan-kawan yang sudah memeluk dunianya masing-masing. Kenapa buat kita itu sulit. Kenapa yang kita yakini tidak bisa diyakini sama mereka, orang tua kita. Apa bedanya sama memilih jurusan kuliah. Jurusan kuliah menentukan nafkah kita dimana kan?! Menentukan langkah hidup kita selanjutnya.

Ketika sejenak mencoba menjadi dirinya…. Saya mungkin tidak punya kekuatan yang dia miliki sekarang. Dia hebat!! Tidak seharusnya dia mengorbankan siapa pun di part hidupnya kali ini. Dia tahu siapa yang dia pilih nantinya. Memang ini bukan soal memilih. Tapi mungkin ini soal siapa yang mengikhlaskan siapa di ending ceritanya. Mungkin aku mungkin dia. 

Sebenarnya sih ga pengen ya nulis ‘will see’ atau ‘kita lihat saja waktunya’. It’s our life, our decision, kenapa jadi minta tolong sama waktu untuk nentuin keberuntungan hidup?!

Masa ini sudah masuk masa menata hidup. Menata impian yang lebih realistis. Well.. saya tumbuh dengan baca chicklit, bukan sinetron Cinta Fitri yang sampai sekian seasons itu. Menyeimbangkan hidup untuk dapat berbenah dan berbekal. Kita yakin. Mereka tidak. Kita yang menjalani, Tuhan menentukan, tapi kita lupa, mereka yang mengucap doa setiap malam untuk kita. 

Lalu?!