it just blog, about my opinion, about what i think, about another place for me to learn
Kamis, 31 Januari 2013
Kamis, 10 Januari 2013
5CM
Kemarin akhirnya bisa nonton 5 CM, yang lagi banyak diperbincangkan. Nice movie… yaaaa gw pribadi suka dengan gambar pemandangan di sekitar gunungnya. Pengambilan yang bagus untuk Rizal mantovani yang sebelumnya ga pernah buat film dengan genre semacam ini.
Cuma, ga tahu kenapa, sejak beberapa bulan yang lalu agak sinical sama film-film yang ditonton. Waktu nonton Perahu Kertas bukannya menghayati ceritanya, malah sibuk ketawa ketiwi denger penggalan-penggalan kalimat cinta dari para pemerannya.
Beda lagi waktu nonton Breaking Dawn. Ekspetasinya film ini bakal seru dan keren, nyatanya, sepanjang film gw hanya menikmati sosok Edward yang menurut gw tampil paling baik di film ini. Lebih mature, dengan muka yang ga begitu putih seperti di seri Twilight sebelumnya. Tapi diluar itu semua, film ini menyebalkan. Yaaaaa selain karena penutup dari rangkaian Twilight, film ini ga layak ada, maksudnya, ya ga perlu dijadiin part 2, bikin aja sekalian jadi Breaking Dawn tanpa ada part 2. Makanya yang ada sepanjang film Breaking Dawn ini, gw dan Woro temen gw, hanya tertawa mengomentari setiap adegan, dan isinya hanya kekonyolan.
Balik lagi ke 5cm. Diluar itu semua…. gw suka film ini. Walaupun menurut gw, pemainnya yang cukup baik tampil disini ya Junot seorang. Junot yang selama ini dapat peran yang wajar-wajar saja, cukup apik memainkan si Zafran, penyair wanna be. Fedi Nuril pun tetap tampil baik dengan peran si genta yang paling dewasa diantaranya, namun entah kenapa, gw agak kurang sreg sama acting dia, kurang gimana gitu. Denny Sumargo si atlet basket yang kini jadi pemain film, memang pas memerankan Arial yang hoby ngegym, tapi yaaaaa sebagai pendatang baru, dia hanya cukup baik, tidak baik ya menurut gw.
Scene-scene persahabatan di 5cm menurut gw kurang mencair, seperti terpaku pada dialog-dialog yang ada. Untungnya, Junot tampil konyol di setiap adegan yang mampu membuat scene-scene persahabatan ini mengurai tawa dari para penonton.
Sebelum menonton film ini, gw berekspetasi bahwa film ini penuh adegan dramatis naik gunung. Tapi itu semua gw ga dapat di film ini. Entah karena Rizal memang ingin senatural mungkin menggambarkannya atau memang kurang bsia membuat dramatisasi scene-scene ketika mereka naik gunung.
Tapi diluar itu semua, gw sangat menyukai ending yang benar-benar tidak terduga. Dan bagaimana penonton diajak untuk peka dari setiap ekspresi dari tokoh-tokoh di film ini. Tentu tidak akan pernah menduga bahwa yang dicintai Riani adalah Zafran yang sebenarnya diceritakan sedang tergila-gila dengan Adinda, adik Arial yang diperankan Pevita Pearce. Dan perlu beberapa waktu untuk menyadari bahwa dari awal sebenarnya Adinda lebih naksir dengan Genta daripada Zafran.
Itu lucunya film ini menurut gw dan membuat film ini memiliki hal yang menarik untuk disaksikan. Selain provokasi untuk lebih mencintai tanah air.
(Tulisan ini emang agak aneh. Soalnya pas nulis ga langsung dipublish kesini, jadi udah lupa ada ide apa waktu ulis ini)
Cuma, ga tahu kenapa, sejak beberapa bulan yang lalu agak sinical sama film-film yang ditonton. Waktu nonton Perahu Kertas bukannya menghayati ceritanya, malah sibuk ketawa ketiwi denger penggalan-penggalan kalimat cinta dari para pemerannya.
Beda lagi waktu nonton Breaking Dawn. Ekspetasinya film ini bakal seru dan keren, nyatanya, sepanjang film gw hanya menikmati sosok Edward yang menurut gw tampil paling baik di film ini. Lebih mature, dengan muka yang ga begitu putih seperti di seri Twilight sebelumnya. Tapi diluar itu semua, film ini menyebalkan. Yaaaaa selain karena penutup dari rangkaian Twilight, film ini ga layak ada, maksudnya, ya ga perlu dijadiin part 2, bikin aja sekalian jadi Breaking Dawn tanpa ada part 2. Makanya yang ada sepanjang film Breaking Dawn ini, gw dan Woro temen gw, hanya tertawa mengomentari setiap adegan, dan isinya hanya kekonyolan.
Balik lagi ke 5cm. Diluar itu semua…. gw suka film ini. Walaupun menurut gw, pemainnya yang cukup baik tampil disini ya Junot seorang. Junot yang selama ini dapat peran yang wajar-wajar saja, cukup apik memainkan si Zafran, penyair wanna be. Fedi Nuril pun tetap tampil baik dengan peran si genta yang paling dewasa diantaranya, namun entah kenapa, gw agak kurang sreg sama acting dia, kurang gimana gitu. Denny Sumargo si atlet basket yang kini jadi pemain film, memang pas memerankan Arial yang hoby ngegym, tapi yaaaaa sebagai pendatang baru, dia hanya cukup baik, tidak baik ya menurut gw.
Scene-scene persahabatan di 5cm menurut gw kurang mencair, seperti terpaku pada dialog-dialog yang ada. Untungnya, Junot tampil konyol di setiap adegan yang mampu membuat scene-scene persahabatan ini mengurai tawa dari para penonton.
Sebelum menonton film ini, gw berekspetasi bahwa film ini penuh adegan dramatis naik gunung. Tapi itu semua gw ga dapat di film ini. Entah karena Rizal memang ingin senatural mungkin menggambarkannya atau memang kurang bsia membuat dramatisasi scene-scene ketika mereka naik gunung.
Tapi diluar itu semua, gw sangat menyukai ending yang benar-benar tidak terduga. Dan bagaimana penonton diajak untuk peka dari setiap ekspresi dari tokoh-tokoh di film ini. Tentu tidak akan pernah menduga bahwa yang dicintai Riani adalah Zafran yang sebenarnya diceritakan sedang tergila-gila dengan Adinda, adik Arial yang diperankan Pevita Pearce. Dan perlu beberapa waktu untuk menyadari bahwa dari awal sebenarnya Adinda lebih naksir dengan Genta daripada Zafran.
Itu lucunya film ini menurut gw dan membuat film ini memiliki hal yang menarik untuk disaksikan. Selain provokasi untuk lebih mencintai tanah air.
(Tulisan ini emang agak aneh. Soalnya pas nulis ga langsung dipublish kesini, jadi udah lupa ada ide apa waktu ulis ini)
Langganan:
Postingan (Atom)