Teman SMA saya akan menikah bulan depan. Tadi pagi dia ngetwit "time goes so fast" dan saya iseng meRT "and next month you're not single anymore". Dan dia pun membalas lg "you remind me".
Twit tadi menggelitik saya. I know her well. Menikah adalah suatu hal yang dia impikan sejak kecil. Oke! boong, saya kenal dia di SMA, tapu suer dehh dia memang sudah ingin menikah sejak dari umur belasan.
Dasar wanita ya, hari ini ingin ini besok bisa ingin yang lain. Saya contohnya, bisa saja hari ini saya memikirkan indahnya sebuah rumah tangga, pernikahan dan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Tapi saya yakin menikah dan berumah tangga itu tidak sesimple ketika kita mengucapkan "gw dilamar!" atau "gw mau nikah!"
memikirkan mengurus sebuah rumah tangga, suami, anak, dan hal-hal lain seperti, bayar listrik, bayar pam. oh no!! banyak yang harus diayar ya! membuat saya terkadang jadi nyengir sendiri kalau membayangkan sebuah pernikahan.
Memang bakal ada seseorang yang akan selalu menemani kita. Setiap saat, tapi apa ga bosen ya?! Pacaran yang ga setiap hari ketemu aja bosen... Tapi klo kata mama itulah sebuah pernikahan. Mama saya wanita terhebat di dunia, dia memang bukan ibu yangs slalu memberikan wejangan, tapi dari stiap obrolan yang kami lewati, toh saya selalu dapat mengambil kesimpulan dari setiap obrolan kami.
Bahwa pasangan itu ya ga mungkin cocok, karena itu bersama untuk belajar saling mengerti dan saling memahami agar cocok. Cocok itu bukan dateng gitu aja, tapi dari proses.
Saya ingin menikah. Apalagi ketika kamu sudah pacaran dengan seseorang, dan kamu menyadari kamu bukan lagi gadis remaja, melainkan sudah dewasa. Tapi entah ini dirasakan semua wanita seumuran saya atau tidak. Terkadang melihat orang-orang yang sudah menikah, aman, tentram kita jadi kepingin. Tapi ketika memikirkan seabrek kewajiban yang akan datang ke kita dan itu semua tandanya kita harus membatasi semua gerak kita. Itu yang membuat saya berpikir lagi. Apalagi ketika kamu akhirnya berkenalan dengan yang namanya obsesi dan keinginan akan karier yang bagus.
Saya akan yakinkan kalau nanti suami saya adalah pria dewasa yangs selalu mendukung saya. Dan dia akan selalu mendukung setiap langkah yang saya ambil. Tapi bagaimana ceritanya ketika itu datang dari diri kamu sendiri. Satu sisi kamu ingin menjadi ibu yang baik, tapi di sisi lain kamu juga ingin menjadi wanita aktif dengan karier yang menjulang.
Oh My God....
Pasti pilihan sulit dehh..
Tapi mudah2an tidak buat saya. Karena intinya kamu hanya perlu mengetahui apa yang paling kamu inginkan di dunia ini dan di dalam hidupmu. Jika kamu ingin menjadi wanita egois yang penuh obsesi, siap2 saja kamu kesepian, tapi ketika hidupmu seimbang, maka kamu sadar tidak semua yang kamu inginkan akan kamu dapatkan.